11 July 2012

Filled Under: ,

Pengalaman Bike2Work Pertama



Gak kerasa, ternyata saya sudah bersepeda ke kantor 2 bulan dan (masih) fine-fine aja, Alhamdulillah hehehe. Bersepeda kini sudah jadi hoby, kebiasaan dan keharusan, sampai saya berpikir apakah sepeda itu termasuk psikotropika juga. Tapi yang pasti sepeda itu adalah racun dunia, melebihi wanita, setidaknya bagi saya. Sepeda juga termasuk terapi pemulihan jiwa untuk membakar kalori stress yang timbul dari problematika yang ada di kantor, rumah dan bahkan asmara hehe.

Sebagai warga hybrid atau kalian juga bisa sebut saya mutant (warga Depok – Jakarta) yang pasti sudah “eneg” banget sama kemacetan Jakarta, pastinya pengen punya solusi untuk hadapi kemacetan dengan murah, santai dan menyenangkan serta harus keren juga. Trus, pas lagi menikmati “ritual” kemacetan pagi, saya selalu melihat para pengendara sepeda yang asik menembus kemacetan melalui trotoar tepat di samping saya dan itu juga berlaku saat arah pulang. Jreng, tiba-tiba langsung punya ide buat Bike2Work (baca-bersepeda ke kantor) juga, tapi punya sepeda aja enggak, inget terakhir sepedanya di tuker sekarung abu gosok buat si amak cuci piring heheh. Sesampainya di rumah saya langsung browsing cari informasi tentang semua hal yang terkait dengan Bike2Work, tentang perlu apa saja, sepeda yang gimana, kendala dan sampai pada komunitas apa saja yang ada.
Rute-rute awal bersepeda saya adalah sepanjang jalan margonda raya, biasanya balik kerumah lagi itu jam 6.30an untuk kemudian langsung ngantor
dulu saya tuh kalo diboncengin ya begini, suka ketiduran hahaha
Oh iya, sebenarnya saya memang sudah sangat gandrung dengan sepeda sejak kecil. Ingat dulu dibelikan sepeda sama mama waktu abis sunatan yang sepedanya tuh dipake untuk ke sekolah tiap hari, bahkan boncengan sama tetangga. Dulu juga kalo di suruh sama emak (sebutan nenek di rumah) untuk ke warung harus naek sepeda atau lepasin burung juga pake sepeda, pokoknya subhanalloh asyik sekali kala mengenang masa-masa dulu. Dulu juga sempet punya sepeda MTB pertama dapet dari undian kantor si bapak (panggilan kakek). Sampai lupa, sebenarnya tuh kesenangan saya bersepeda itu sudah di mulai sejak TK, ketika itu bapak (kakek) baru pension dan beliau selalu antarkan saya ke TK (dan berlanjut hingga SD kelas 2) naik sepeda hijaunya, merek federal. Entah bagaimana saya bisa gambarkan kebahagiaan saya saat itu, jujur pada saat menulis bagian ini saya menangis haru bersamaan dengan adzan shubuh yang mengalun menembus telinga dan langsung menghujam hati dari 2 speaker masjid yang ada di depan rumah. Bapak selalu mengantar saya ke sekolah dan ke mana saja, termasuk ke pasar, bahkan dulu kami pernah ditabrak motor dan jatuh bersama. Saat itu kami sama-sama luka dan harus ada yang dijahit. Bapak, minta maaf ya atas segala kenakalan dan kedurhakaan ary. (tetep masih nangis haru, sambil bangunin bapak dan adik berangkat ke masjid).

Nih sepeda saya, element police orlando putih
Setelah hunting cukup lama. Akhirnya saya putuskan untuk membeli sepeda dari salah satu toko sepeda online di daerah bekasi, ngecek barangnya abis pulang latihan silat di Taman Mini, jadi sekalian. Merek sepedanya Element seri POLICE Orlando, harganya cukup terjangkau, meskipun dengan spesifikasi seadanya tapi dirasa cukup hanya untuk keperluan commuter (perkotaan) saja. Sepedanya sampai malam, dikirim pake mobil.

Hasil Tracking GPS dari RUTE yang saya lewati saat ke kantor
Hari pertama ada sepeda di rumah, itu sepeda saya pelototin dari ujung ke ujung, di elus-elus, di elap-elap dan bakda shubuh langsung dipakai keliling kampung. Nah di awal-awal punya sepeda lagi, saya jadi punya kebiasaan baru yakni bersepeda keliling kampung, kompleks dan bahkan sampai putari jalan margonda raya setiap habis shubuh (kira-kira sejauh 10-12KM). Setelah merasa cukup beradaptasi dengan sepeda dan jalan (sekitar 2 minggu), saya langsung bike2work ke kantor di slipi untuk pertama kalinya. Sebenarnya agak memakasakan dan ditentang habis-habisan oleh keluarga mengingat riwayat atsma yang pernah saya derita. Perjalanan bike2work pertama berhasil dilewati dengan lancar. Perjalanan Depok-Slipi (lewat Pasar Minggu-Pancoran-Gatot Subroto) dapat ditempuh hanya dalam waktu 90 Menit, hampir sama jika menggunakan sepeda motor, hanya saja ini JAUH LEBIH MENYENANGKAN. Sekedar informasi tambahan, jarak dari Depok-Slipi jika saya trace dengan GPS adalah sekitar 31,7KM atau 63,4KM untuk pergi-pulang.


Di kantor ada sahabat saya (Riza) yang bike2work lebih dulu. Dia bike2work relatif lebih dekat, dari manggarai ke slipi saja, meskipun selalu pulang ke rumah ayahnya di citayem (masih sekitar 10KM dari rumah saya) setiap jum’at. Nah, setiap jum’at kami selalu bareng ke Depok, tapi berpisah di depan UI. Jika bareng Riza, rute yang dilalui jauh lebih jauh (SLIPI-Palmerah-Senayan-Mampang-Warung Buncit-Ciganjur-Depok UI). Tapi sayangnya Riza kini sudah tidak bersepeda, ia memilih melanjutkan kebiasaan lamanya untuk berjalan kaki dari manggarai ke kantor dengan alasan “gue lebih dapet olahraganya ya”.
Saya kiri dan Riza (kanan), sahabt sejati
Meski kini bike2work sendiri, saya tetap menikmatinya. Sebenarnya ada hal lain yang begitu menggugah hati saya, yaitu ketika pesepeda lainnya saling bertemu, mereka akan saling menyapa, berjabat tangan dan berpelukan hangat seakan kawan lama. Saling membantu ketika ada yang bermasalah dengan sepedanya. Percakapan yang sering kali saya temui adalah menanyakan kabar, dari mana dan kapan bareng lagi. Pernah satu saat saya menyapa dengan bel pesepeda yang jauh di depan saya (di daerah stasiun lenteng agung), tahukah anda, dia berhenti dan menunggu saya untuk kemudian memberikan salam dan jabat tangan hangat nan erat, lalu kami konvoi dan berpisah di UI. Dia bersepeda lebih jauh dari saya (cilodong –sunter) setiap hari. Dia mengajak saya untuk berangkat bareng bersama komunitas bike2work Depok, Rodex (Rombongan Depok).

Komunitas sepeda yang saya ikuti, jika ditanya masalah ini saya bingung. Sebenarnya sangat ingin ikut dan gowes bersama bareng Rodex, tapi sayang saya belum pernah bertemu. Entah saya yang kepagian, kesiangan ataukah salah tempat kumpul. Niatnya sih ingin bergabung bersama klub sepeda “jamaah” yang katanya rutin bersepeda tiap minggu. Sementara belum tergabung bersama komunitas sepeda , setiap akhir pekan saya bersepeda bersama dengan teman-teman sesama penggiat #IndonesiaTanpaJIL Depok ke trek mangkuk dan nyamuk di Universitas Indonesia.
Menjajal trek nyamuk dan mangkuk di Hutan Universitas Indonesia
Ah sudahlah, memang sebenarnya sama sekali gak niat nulis (loh tapi kok panjang ya? Hehe). Ya sudah mari kita simpulkan bahwa secara keseluruhan bersepeda itu sehat dan asyik dan bersepeda ke kantor itu asyik, sehat, hemat dan dapat menyelamatkan anda dari macet jauh lebih baik dari kendaraan lainnya. Salam gowes bro !

11 Juli 2012, menjelang shubuh hingga menjelang keberangkatan saya nyoblos #HidayatDidik di salah satu TPS di Johar Baru.

3 comments:

  1. masbro... masih bike to work ke kantor? kalo masih, tau info komunitas bike to work Depok-Jakarta gak?

    ReplyDelete
  2. Masih ragu mau bike to work, secara jarak lumayan jauh (PP 66km). Tapi setelah baca pengalaman mas arya kayanya jarak segitu masih mungkin untuk bike to work deh. Thanks mas untuk sharingnya

    ReplyDelete
  3. Teruskan Bersepedanya Kang...Mudah mudahan menjadi Inspirasi bagi yang Lainnya...

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !