Black in news. Kupacu kencang mobil sport mitsubiniku di atas 100km/jam. Entah kenapa hatiku bisa jadi segundah ini. Padahal aku baru saja menyabet juara dari lomba yang diadakan oleh Black Car Community. Ya, aku baru saja memenangkan ajang Djarum Black Night Slalom . Kuhisap lagi dalam-dalam Djarum Black Menthol-ku yang tinggal setengah sambil mata terus pandangi jalan Raya Jakarta Bogor yang macet.
****
Kunyalakan televisi hitam 29 inci yang baru aku beli secara kredit tadi pagi. "Keep update with Black In News", suara wanita cantik itu memecah keheningan malamku. Meningatkanku pada gadis berjilbab merah muda yang kulihat di Black Car Community kemarin malam. Aku pandangi dengan penuh kebanggaan menyeruak di dadaku momen-momen kemenanganku kemarin malam. Momen saat aku mengangkat piala kemenangan ajang Djarum Black Night Slalom. Memang aku jago sekali berbelok-belok melewati rintangan tanpa terkena separator sedikitpun. Tapi aku tidak pandai dalam satu hal, dalam urusan asmara.
****
Siang ini hari pertamaku masuk kuliah, setelah liburan panjang semester baru. Kini aku duduk di semester 3 di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di kota Dongeng. Tapi ada yang lain, ada yang berbeda di semester ini. Gejolak asmara tak kuasa meluap-luap bagai air mendidih dalam periuk. Rasanya semua ingin keluar dan membuncah di dadaku. Itu gadis berjilbab merah muda waktu itu.
****
"Kriiiiiiiiiing, bletak blotok gedubrak", bel kampus berbunyi menandakan aktivitas kampus akan dimulai saat ini, detik ini juga. Hari ini adalah jam kuliah Pak Boyke, Penganggaran Perusahaan. Satu persatu nama mahasiswa dipanggil, seperti mengantri karcis di loket tiket. Dan, "Aisyah". gadis manis berjilbab itu mengangkat tangannya sambil menjawab "Saya pak !". Oh, ternyata gadis berjilbab merah muda itu namanya Aisyah.
Jam kuliah sudah habis digerogoti mahasiswa lainnya. Aku beranikan diri untuk berkenalan dengan mahasiswa baru yang manis ini. "Assalamu'alaikum, Aisyah !" sapa ku. Belum sempat ia menjawab langsung ku sebut namaku "Nama saya Ahmad". Spontan Aisyah agak kaget, tetapi ia dapat cepat menenangkan dirinya dan menjawab salamku.
"Kamu, yang ada di Djarum Black Night Slalom malam itu ya ?","Yang pake jilbab pink", tanyaku menginterogasi.
"Oh, iya. Saya memang kebetulan ada disana. Karena ayahku itu ketua klub Black Car Community dan sekaligus ketua panitia Djarum Black Night Slalom", jawab Aisyah lembut.
"Bukan kamu itu Awan, yang menang juara I Djarum Black Night Slalom ?" tanya Aisyah.
"Iya, itu saya. Nama Lengkap saya Ahmad Kurniawan, jadi kadang nama saya Awan."
"Ahmad, maaf. Saya pulang duluan. Ayah saya sudah tunggu di depan kampus" Aisyah pamit pulang.
"IiiIIIyyyyYa, hati-hati ya !", jawabku gugup. Aku baru kali ini bertemu dengan gadis yang memiliki aura yang lebih cerah dari pada matahari pagi yang ada di pantai ubud Bali dan lebih sejuk dari salju pegunungan Jaya wijaya. Sungguh benar-benar, aku jatuh cinta dengan gadis berjilbab merah muda itu.
****
"Cermin-cermin, siapakah cowok paling ganteng se-Indonesia ?" aku tirukan pertanyaan Ibu Putri Salju pada cermin besar di kamarku. Kulihat jarum jam merek Golex di pergelangan tangan kiriku, sudah berputar 360 derajat. Tetapi cermin belum menjawab apapun. Yang kulihat hanyalah sosok diriku yang hitam manis kurus seperti Djarum Black Slimz, tapi tetep ganteng. Kuputar-putar tubuhku mirip model di catwalk, seraya berkata dalam hati "Aku keren dan pasti bisa dapetin si Aisyah".
****
Kampus jam 9:00 pagi.
"Aisyah !!!" sapaku. "Iya" jawabnya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" aku terbata-bata
"Aaaaa, apa sih ?" Aisyah gemas.
"gini, Aku mau kenal kamu lebih deket."
"Bukannya udah kenalan kemaren ?"
"maksudnya, aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pacarku, gimana ?" entah apa yang aku sebutkan tadi, tapi rasanya begitu membuat adrenalineku manjulang tinggi setinggi patung pancoran. Tegang sangat tegang, lebih menegangkan dari pada saat berkelit diantara rintangan saat Djarum Black Night Slalom yang lalu.
"Ahmad, saya masuk kelas dulu ya" Aisyah berlalu dengan meninggalkan pertanyaan cintaku sehingga menggantung seperti cucian basah. Basah, basah deh rasanya.
*****
Semenjak saat aku nyatakan cintaku pada Aisyah. Dia selalu menghindariku. Selalu ada saja alasan. Setelah inilah, setelah itulah, setelah yang mau lewat, setelah pesan-pesan berikut. Pokoknya ditembakin terus, ntar-ntar-entar. Sudah 2 bulan berlalu. Masih belum ada jawaban. Rasanya seperti mau online gratis bermodal laptop ngejar-ngejar sinyal wifi. Entah udah berapa banyak bungkus rokok Djarum Black, mulain dari yang biasa,Djarum Black Menthol, Djarum Black Slimz, Djarum Black capucino sampe yang Djarum Black tea tersusun rapi seperti gedung bertingkat di sisi pojok kanan kamarku selama penantian ini.
Aku mulai mengerti dan sangat mengaguminya. Bahwa gadis seperti dia itu sangat sulit didapatkan. Mungkin dia cuma mau pendamping yang baik atau mungkin lebih tinggi tingkat keimanannya dari pada saya. Suatu waktu dia bilang, dia tidak mau pacaran. Kata-kata itu jelas langsung menghunus jantungku yang pernah divonis dokter menderita jantung koroner, hingga hampir copot. Walaupun begitu ia tetap ramah padaku dan tetap berusaha menghindar seperti sedang ikut slalom.
****
Dalam keputus asaanku, aku putuskan untuk kembali kepada Rabbku Allah 'Azza wa Jalla'. Tempat segala minta dan harap. Tuhan yang mengalirkan nikmat di setiap udara yang masuk ke dalam hidung mancungku, udara yang berputar di paru-paruku. Tuhan yang di sisinyalah kelak aku akan kembali.
Kini aku lebih serius lagi dalam kuliahku, bahkan aku mengajukan salah satu inovasi penemuanku ke ajang Blackinnovationawards yang kuketahui melalui Blackinnovationawards goes to campus. Judul penemuanku ini adalah "Software anti pornografi". Sebuah hasil karya pertapaanku dan kuyakin pasti menang.
****
walaupun telah berlalu 3 bulan, tapi tetap saja rasa itu masih ada. Walaupun begitu kita aku dapat lebih khusyuk dalam sujudku. Kini aku menemukan kembali Rabbku dalam setiap Rukuk dan sujudku. Tidak seperti di awal yang aku benar-benar kehilangan khusyukku karena terbunuh oleh bayangan cintanya. Saat itu bayangan akan dirinya seperti menari, melompat bahkan seperti berteriak dalam sujudku.
Kuberanikan diri, mungkin sebuah usaha terakhir. Aku berencana untuk menulis surat kepadanya. Aku ingat aku masih memiliki selembar kertas dan sebuah amplop merah muda di antara buku-buku kuliahku. Kupikir itu pasti bagus untuk surat cinta terakhirku padanya. Karena benda itu adalah sisa amplop untuk kartu ucapan lebaran tahun kamaren.
****
Pena biru mulai menari-nari di atas kertas merah muda itu.
surat itu dilipat tiga lipatan, dimasukan kedalam amplop dan dikirim melalui pos.
****
Tukang pos yang sejak tadi menekan bel rumah Aisyah dengan sepeda motor oranye-nya bmulai tampak tidak sabar dan ingin segera mengangkat jarinya dari tombol bel rumah itu. Hingga terdengar suara sayup terdengar "iyaaaaa, tunggu bentar !". Seorang gadis berjilbab rapih tergesa-gesa keluar dari dalam rumahnya dan mengambil surat yang sejak tadi dipegangi tukang pos.
****
Surat itu dibuka Aisyah dan dibacanya dengan serius. Matanya berkaca-kaca membaca surat beramplop merah muda dari Ahmad yang baru di terimanya. Kini Aisyah nampaknya merasa yakin akan cinta Ahmad padanya. Segera ia mengambil handphone dari saku busana muslim panjangnya. Dan mengetikan.
Saat itu pula ahmad menerima sms dari Aisyah dan tidak henti-hentinya bersyukur dan bertakbir kepada Allah atas nikmat yang baru diterimanya.
****
Kunyalakan televisi hitam 29 inci yang baru aku beli secara kredit tadi pagi. "Keep update with Black In News", suara wanita cantik itu memecah keheningan malamku. Meningatkanku pada gadis berjilbab merah muda yang kulihat di Black Car Community kemarin malam. Aku pandangi dengan penuh kebanggaan menyeruak di dadaku momen-momen kemenanganku kemarin malam. Momen saat aku mengangkat piala kemenangan ajang Djarum Black Night Slalom. Memang aku jago sekali berbelok-belok melewati rintangan tanpa terkena separator sedikitpun. Tapi aku tidak pandai dalam satu hal, dalam urusan asmara.
****
Siang ini hari pertamaku masuk kuliah, setelah liburan panjang semester baru. Kini aku duduk di semester 3 di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di kota Dongeng. Tapi ada yang lain, ada yang berbeda di semester ini. Gejolak asmara tak kuasa meluap-luap bagai air mendidih dalam periuk. Rasanya semua ingin keluar dan membuncah di dadaku. Itu gadis berjilbab merah muda waktu itu.
****
"Kriiiiiiiiiing, bletak blotok gedubrak", bel kampus berbunyi menandakan aktivitas kampus akan dimulai saat ini, detik ini juga. Hari ini adalah jam kuliah Pak Boyke, Penganggaran Perusahaan. Satu persatu nama mahasiswa dipanggil, seperti mengantri karcis di loket tiket. Dan, "Aisyah". gadis manis berjilbab itu mengangkat tangannya sambil menjawab "Saya pak !". Oh, ternyata gadis berjilbab merah muda itu namanya Aisyah.
Jam kuliah sudah habis digerogoti mahasiswa lainnya. Aku beranikan diri untuk berkenalan dengan mahasiswa baru yang manis ini. "Assalamu'alaikum, Aisyah !" sapa ku. Belum sempat ia menjawab langsung ku sebut namaku "Nama saya Ahmad". Spontan Aisyah agak kaget, tetapi ia dapat cepat menenangkan dirinya dan menjawab salamku.
"Kamu, yang ada di Djarum Black Night Slalom malam itu ya ?","Yang pake jilbab pink", tanyaku menginterogasi.
"Oh, iya. Saya memang kebetulan ada disana. Karena ayahku itu ketua klub Black Car Community dan sekaligus ketua panitia Djarum Black Night Slalom", jawab Aisyah lembut.
"Bukan kamu itu Awan, yang menang juara I Djarum Black Night Slalom ?" tanya Aisyah.
"Iya, itu saya. Nama Lengkap saya Ahmad Kurniawan, jadi kadang nama saya Awan."
"Ahmad, maaf. Saya pulang duluan. Ayah saya sudah tunggu di depan kampus" Aisyah pamit pulang.
"IiiIIIyyyyYa, hati-hati ya !", jawabku gugup. Aku baru kali ini bertemu dengan gadis yang memiliki aura yang lebih cerah dari pada matahari pagi yang ada di pantai ubud Bali dan lebih sejuk dari salju pegunungan Jaya wijaya. Sungguh benar-benar, aku jatuh cinta dengan gadis berjilbab merah muda itu.
****
"Cermin-cermin, siapakah cowok paling ganteng se-Indonesia ?" aku tirukan pertanyaan Ibu Putri Salju pada cermin besar di kamarku. Kulihat jarum jam merek Golex di pergelangan tangan kiriku, sudah berputar 360 derajat. Tetapi cermin belum menjawab apapun. Yang kulihat hanyalah sosok diriku yang hitam manis kurus seperti Djarum Black Slimz, tapi tetep ganteng. Kuputar-putar tubuhku mirip model di catwalk, seraya berkata dalam hati "Aku keren dan pasti bisa dapetin si Aisyah".
****
Kampus jam 9:00 pagi.
"Aisyah !!!" sapaku. "Iya" jawabnya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" aku terbata-bata
"Aaaaa, apa sih ?" Aisyah gemas.
"gini, Aku mau kenal kamu lebih deket."
"Bukannya udah kenalan kemaren ?"
"maksudnya, aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pacarku, gimana ?" entah apa yang aku sebutkan tadi, tapi rasanya begitu membuat adrenalineku manjulang tinggi setinggi patung pancoran. Tegang sangat tegang, lebih menegangkan dari pada saat berkelit diantara rintangan saat Djarum Black Night Slalom yang lalu.
"Ahmad, saya masuk kelas dulu ya" Aisyah berlalu dengan meninggalkan pertanyaan cintaku sehingga menggantung seperti cucian basah. Basah, basah deh rasanya.
*****
Semenjak saat aku nyatakan cintaku pada Aisyah. Dia selalu menghindariku. Selalu ada saja alasan. Setelah inilah, setelah itulah, setelah yang mau lewat, setelah pesan-pesan berikut. Pokoknya ditembakin terus, ntar-ntar-entar. Sudah 2 bulan berlalu. Masih belum ada jawaban. Rasanya seperti mau online gratis bermodal laptop ngejar-ngejar sinyal wifi. Entah udah berapa banyak bungkus rokok Djarum Black, mulain dari yang biasa,Djarum Black Menthol, Djarum Black Slimz, Djarum Black capucino sampe yang Djarum Black tea tersusun rapi seperti gedung bertingkat di sisi pojok kanan kamarku selama penantian ini.
Aku mulai mengerti dan sangat mengaguminya. Bahwa gadis seperti dia itu sangat sulit didapatkan. Mungkin dia cuma mau pendamping yang baik atau mungkin lebih tinggi tingkat keimanannya dari pada saya. Suatu waktu dia bilang, dia tidak mau pacaran. Kata-kata itu jelas langsung menghunus jantungku yang pernah divonis dokter menderita jantung koroner, hingga hampir copot. Walaupun begitu ia tetap ramah padaku dan tetap berusaha menghindar seperti sedang ikut slalom.
****
Dalam keputus asaanku, aku putuskan untuk kembali kepada Rabbku Allah 'Azza wa Jalla'. Tempat segala minta dan harap. Tuhan yang mengalirkan nikmat di setiap udara yang masuk ke dalam hidung mancungku, udara yang berputar di paru-paruku. Tuhan yang di sisinyalah kelak aku akan kembali.
Kini aku lebih serius lagi dalam kuliahku, bahkan aku mengajukan salah satu inovasi penemuanku ke ajang Blackinnovationawards yang kuketahui melalui Blackinnovationawards goes to campus. Judul penemuanku ini adalah "Software anti pornografi". Sebuah hasil karya pertapaanku dan kuyakin pasti menang.
****
walaupun telah berlalu 3 bulan, tapi tetap saja rasa itu masih ada. Walaupun begitu kita aku dapat lebih khusyuk dalam sujudku. Kini aku menemukan kembali Rabbku dalam setiap Rukuk dan sujudku. Tidak seperti di awal yang aku benar-benar kehilangan khusyukku karena terbunuh oleh bayangan cintanya. Saat itu bayangan akan dirinya seperti menari, melompat bahkan seperti berteriak dalam sujudku.
Kuberanikan diri, mungkin sebuah usaha terakhir. Aku berencana untuk menulis surat kepadanya. Aku ingat aku masih memiliki selembar kertas dan sebuah amplop merah muda di antara buku-buku kuliahku. Kupikir itu pasti bagus untuk surat cinta terakhirku padanya. Karena benda itu adalah sisa amplop untuk kartu ucapan lebaran tahun kamaren.
****
Pena biru mulai menari-nari di atas kertas merah muda itu.
Untuk Aisyah
Assalamu'alaikum.
Mengenalmu, mengenalmu awalnya sangat menyakitkan. Membunuh khusyuk dalam setiap rukuk dan sujudku dalam sekali hunus. Merobek sanubariku yang getas karena terhujan dan terpanasi matahari terik.
Mengenalmu, mengenalmu kini adalah suatu anugrah. Sekarang aku sadari kalau kamu tidak akan pernah bisa aku harapkan. Karena hanya Allah-lah tempatku berharap. Dan aku tidak akan pernah meminta apalagi memohon agar kamu juga mencintaiku seperti mentari mencintai titah Tuhannya, karena hanya Allah-lah tempat aku meminta dan memohon.
Mengenalmu, mengenalmu adalah sebuah hijrah bagiku. Hijrah dari dasar parit kotor penuh najis yang mengotoriku dengan pajak kehinaan yang selalu kuambil.
Mengenalmu, mengenalmu, merobohkan tembok berlin keangkuhanku. Membangun pilar-pilar kesadaranku akan Rabbku.
Mengenalmu, mengenalmu seungguh tiada sesal kudapat. Mengenalmu adalah fithrah dan karunia Allah 'Azza wa Jalla'.
Aisyah kisahku mungkin seperti halnya kisah sang Zahid yang Zuhu d dari kota Kuffah. Tapi mungkin pembedanya adalah gayungku tidak bersambut.
Mengenalmu itu Indah.
Ahmad Kurniawan
surat itu dilipat tiga lipatan, dimasukan kedalam amplop dan dikirim melalui pos.
****
Tukang pos yang sejak tadi menekan bel rumah Aisyah dengan sepeda motor oranye-nya bmulai tampak tidak sabar dan ingin segera mengangkat jarinya dari tombol bel rumah itu. Hingga terdengar suara sayup terdengar "iyaaaaa, tunggu bentar !". Seorang gadis berjilbab rapih tergesa-gesa keluar dari dalam rumahnya dan mengambil surat yang sejak tadi dipegangi tukang pos.
****
Surat itu dibuka Aisyah dan dibacanya dengan serius. Matanya berkaca-kaca membaca surat beramplop merah muda dari Ahmad yang baru di terimanya. Kini Aisyah nampaknya merasa yakin akan cinta Ahmad padanya. Segera ia mengambil handphone dari saku busana muslim panjangnya. Dan mengetikan.
Assalamu'alaikum Akhi Ahmad.
Aku mau jadi istrimu
message sent to 08163111111xx
Saat itu pula ahmad menerima sms dari Aisyah dan tidak henti-hentinya bersyukur dan bertakbir kepada Allah atas nikmat yang baru diterimanya.
wah. sukses terus dengan djarumblogcontestnya..
ReplyDeleteArya, ceritanya bagus banget dan gaya tulisanmu menarik. Judulnya sudah catchy. Terus saya baca sampai habis tanpa rasa bosan dan malah terus penasaran ingin tau seluruh jalinan ceritanya. Sukses ya, Arya, kamu memang berbakat...
ReplyDeletewih.. ngBlack teyuuus.. sukses yah..
ReplyDeleteWah.. bakat nih jadi novelis.. Bagus banget lho ceritanya..
ReplyDeleteSukses yah, semoga menang !!!
kisah yg mengharukan arya. Allah adalah tempat kita memohon di kala kita dh tak tahu lagi harus berbuat apa, dan dengan anugrahnya kita dapatkan apa yg kita impikan.
ReplyDeletegood luck
pa khabar arya?
wiih.. selamat Y.. menang ajang djarum black`nya N ajang percintaannya neh... "congrets". ^_^
ReplyDeleteWuih.... cerita yang bagus banget... aku seneng banget kalo baca cerita yang kayak beginian, apalagi yang ada gadis muslimnya. mm.... sangat bagus banget.
ReplyDeleteTuh gadis pasti sangat baik dan sangat terjaga!
Cara Membuat Blog
apakah ini pengalaman pribadi..?
ReplyDelete:))
Cerita yang indah..
ReplyDeleteingin rasanya mengalaminya. hehe.
wah terima kasih untuk semuanya, tapi tulisan di atas bukan pengalaman saya. Tetapi hanya cerita yang saya buat-buat.
ReplyDeleteKalo mau tau, ini adalah tulisan cerita pertama saya. Makanya jelek dan gak menarik, alur ceritanya juga kacau. Sebenarnya cerita ini adalah cerminan hijrah saya ke kehidupan saya yang sekarang. Hidup dalam Islam yang indah. Saya harap saya dapat konsisten dengan Islam.
kerennya hehehe
ReplyDeletesalam sukses aja sob...
salam knl...
ReplyDeleteWah panjang juga komentarnya. Namun bagus bung. Ada kata Djarum Blacknya tuh, apakah bung ikutan kompetisi blog Djarum black, hehehehe...
ReplyDeleteLinknya sudah saya pasang di blog saya ya, terima kasih banyak.
Dari percintaan sampai nyungsep ke Djarum Black salut deh, tapi jangan malah cinta mu jadi Black ya shob salam kenal makasih udah mampir.
ReplyDeleteWach selamat atas djarum black contestnya sobat semoga makin sukses dan terus semangat...:D
ReplyDelete