HARI MASIH PAGI KETIKA SAYA MENDATANGI RUMAHNYA PADA HARI MINGGU.
Mentari memancarkan cahaya yang ramah nan hangat. Mata memandang, posisi
matahari baru sekitar 45 derajat. Pukul delapan pagi, sudah tidak di
rumah. Ia sudah berangkat menuju ke pasar. “Lagi pasaran,” kata Titis
Setyaningrum, yang tak lain adalah istri tercintanya.
Sosoknya dikenal karena keberhasilannya menjalankan usaha jual beli
kambing. Namun siapa menyangka, jika dibalik kesuksesannya ia juga
sempat mengalami jatuh bangun, sampai kemudian bisa bangkit lagi seperti
sekarang ini
Memiliki paras tegas, namun berperangai kalem begitulah gambaran besar
sosoknya.
Namanya sudah dikenal di mana-mana. Ibarat mesin pencari google, begitu
mengetik namanya layar monitor komputer secara otomatis menunjukkan
kalau orang yang dimaksud adalah pengusaha kambing H. Edi. Selain
kesehariannya mengurus dan berjualan kambing, pemilik nama lengkap H.
Edi Prawoto ini mendapat amanah sebagai bendahara DPC PKS (Partai
Keadilan Sejahtera) Slawi..
Ia sebenarnya tak pernah terbayang punya usaha seperti yang dilakukan
orang tuanya. Tapi garis nasib mengatakan demikian. Bakat ayahnya
berdagang sudah merasuk ke dalam jiwanya. Itu pun baru ia sadari ketika
mulai bantu-bantu ayahnya mengurus kambing.
Hj. Titin Setyawati, istri tercintanya menuturkan bahwa suaminya sempat
putus asa selesai SMA. Niatannya mau kuliah tapi gagal. Tapi saat
perjalanan hendak mendaftar di sebuah kampus di Solo, berkas-berkas
ijasahnya hilang tanpa jejak. Mungkin terbawa atau dibawa lari orang.
Padahal itu adalah dokumen-dokumen penting yang telah ia dapatkan
setelah 3 tahun belajar di bangku SMA. “Saya sempat ikut seleksi, hanya
saja tak lolos,” kenangnya. Sehingga cukuplah alasan yang membuatnya
kecewa. Sudah ijazah hilang, keinginan untuk kuliah pun gagal gara-gara
nggak lulus seleksi masuk
Ia pun bingung harus berbuat apa, sampai akhirnya tak ada keputusan lain
selain pulang kembali ke Tegal.
Ia benar-benar patah semangat, masa depan yang ingin ia raih lewat
dengan kuliah gagal saat baru pertama kali melangkah. Sempat terbersit
di benaknya ingin mengurus ijazah yang hilang agar bisa kuliah lagi,
tapi oleh ayahnya malah dibilangin begini, “Ya sudah, daripada
repot-repot ngurus ijazah yang hilang entah dimana, lebih baik kamu
ngurus kambing.” Edi pun tak banyak membantah. Ia ikut merawat kambing,
ke pasar, sambil memperhatikan bagaimana cara menjual kambing, sampai
akhirnya secara perlahan menemukan kenyamanan.
Pada tahun 1996, ia merasa sudah cukup mampu buka usaha sendiri, ia pun
meminta saran ayahnya untuk memberikan restu. Ayahnya meminjaminya modal
satu juta rupiah. Dari situ ia gunakan sebagai modal untuk belanja
kambing untuk ia jual di pasar, “Kalau kambing nggak habis, saya
serahkan sama bapak saya, kemudian bapak yang jualkan, dari situ saya
dapat keuntungan seribu,” kenangnya mengingat motivasi dan dukungan yang
luar biasa.
Edi pun semakin mantap dengan usaha ini. Ia sudah menemukan celah,
mengenal banyak relasi, dan mendapatkan bakul-bakul kambing. Jiwa
dagangnya pun semakin terasah. Usahanya semakin berkembang ketika sering
mendapat proyek-proyek pengadaan kambing yang mencapai angka fantastis
mencapai 1000 ekor!. Tak tanggung-tanggung yang order itu bahkan sampai
ke luar kota diantaranya adalah Cirebon, Temanggung, Sumatera, dan Aceh.
Menurutnya, permintaan dari Temanggung itu unik, setiap belanja kambing,
H, Edi lebih sering mencari di daerah Temanggung, tapi begitu kambing
sudah besar dan gemuk, Temanggung memesan kepada H. Edi. “Mereka butuh
kambing-kambing yang besar dan gemuk,” ujarnya tersenyum.
Jika harus ke Temanggung, pukul satu pagi sudah bangun dan siap-siap
berangkat. Di pagi buta menempuh perjalanan menuju Temanggung.
Perjalanan yang menempuh waktu kurang lebih lima jam itu ditempuh pulang
pergi, dan sampai rumah pukul 5 sore.
Menurut istrinya, ayah 4 anak ini, termasuk tipe pekerja keras. Suatu
saat ia pernah berpesan kepadanya, jika ingin berhasil, jangan lupa
shalat tahajud, shalat dhuha, dan puasa. “Alhamdulilah, amalan-amalan
masih dipertahankan sampai sekarang. Mudah-mudahan terus istiqomah.
Barangkali ini buah dari kekuatan doa yang terus dipanjatkan, sehingga
memudahkan jalan,” ucap Titin.
Bergelut di dunia proyek pun tidak selamanya mulus. Ia pernah mendapat
proyek pengadaan 1000 ekor kambing, ketika sudah disiapkan, oleh
pemesan proyek hanya diambil 200 ekor, sisanya dianggap tidak sesuai
dengan yang mereka inginkan. Ia kembali membawa pulang 800 ekor kambing
lagi. “Saya kecewa berat waktu itu, tapi mungkin nanti akan ada
hikmahnya,” ujarnya.
Ia juga pernah mendapatkan proyek yang sama, namun uang belum sempat
dibayarkan semua. Masih ada sekitar 30’an juta yang belum terbayar. Tapi
orangnya keburu meninggal. “Saya ikhlas saja, masak mau berurusan sama
orang yang sudah meninggal,” kenangnya lagi.
Sampai suatu ketika ia mendapat tawaran pengadaan 1000 kambing di musim
lebaran haji. Tawaran itu datang ketika ia sama sekali tak punya modal
yang cukup. Kekurangan modal saat itu mencapai sekitar 200 juta.
Istrinya sempat memberikan saran agar pinjam ke bank saja daripada
kepepet. dengan jaminan sertifikat mobil. “Mendapat saran itu, Abi
menolak. Katanya tak ingin riba. Ia malah menasehati, Umi ingin usaha
kita berkah nggak? Kalau umi mau pinjam, silahkan pinjam, pakai saja
sama Umi, tapi Abi satu rupiah pun nggak mau pakai uang pinjaman bank.”
Sebenanya modal itu bukan habis begitu saja, tapi saat itu ada beberapa
bakul kambing yang belum melunasi pembayaran. “Modal habis. Sementara
uang masih dibakul, masing-masing ada yang 30, 50, sampai 60 juta.
“Sampai sekarang pun masih ada yang belum bayar,” ujarnya. Ia bahkan
sampai malu menagih karena sudah tiga kali tapi belum juga bayar.
“Mudah-mudahan segera mereka lunasi, yang namanya hutang kan wajib
dibayar, mudah-mudahan mereka paham itu,” harapnya.
Suasananya berubah dimulai ketika suatu ketika, istrinya mendapati
suaminya tengah menangis di malam hari di atas sajadah, meminta agar
diberi kemudahan jalan keluar.
Doanya pun terjawab di pagi harinya. Saat H. Edi mencuci mobil, ia pun
ngobrol-ngobrol dengan pemilik cucian mobil. Orang tersebut membuka
obrolan,
“Musim lebaran haji begini, orderan ramai dong.” Mendapat pertanyaan itu, H, Edi menjawab,
”Ramai, tapi sayangnya lagi nggak punya modal.”
“Butuh modal berapa?” respon itu ternyata cukup mengejutkan H. Edi. Dia
pikir itu hanya bercanda. Ia pun meladeninya dengan ringan saja.
“Ya, kalau dihitung-hitung sih minim-minimnya 200 juta,” jawabnya.
Subhanallah, dari obrolan itu malam harinya ia mendapat kabar di
rekeningnya sudah ditransfer sebanyak 50 juta. Menyusul kemudian pada
hari yang sama masuk lagi transferan 100 juta. Dua hari kemudian
transferan datang 50 juta, sehingga jumlahnya genap menjadi 200 juta.
Istri tercinta sempat tak percaya dengan kejadian itu. Ia pun sempat
bersilaturahim ke rumahnya, dengan maksud menitipkan BPKB mobil sebagai
jaminan, namun hal itu ditolaknya.
Saat ini ada sekitar 400 ekor kambing yang tersebar di beberapa peternak
yang ia ajak kerjasama. Hitung-hitung membuka kran rezeki orang lain.
“Sistemnya bagi hasil. Para peternak merawat, dan memberi makan, setelah
kambing mencapai usia 8 bulan atau satu tahun, baru dijual.
Keuntungannya dibagi dua.”
Hidupnya terasa lengkap karena sekarang ini H. Edi dikaruniai 4 orang
anak. Mereka adalah Nur Faizah Setyaningrum (10), Najla Rona Saffa (9),
M. Nabil Abdul Rohim (6), dan si bungsu Ahdan Abdul Rohman Albar.
Tahun 2010, usahanya kini pun merambah dengan membuka usaha kuliner. Usaha itu diberi nama Warung Sate H. Edi. Banyak tokoh dan pejabat-pejabat penting yang pernah makan di warungnya. Saat launching pun diresmikan pertama kali oleh Menteri Pertanian Ir Suswono. Beberapa tokoh penting seperti Ketua DPW PKS Jateng DR. Abdul Fikri,MM, Yusuf Mansur juga sempat mampir dan makan di tempatnya.
Iby Kingsley (mengangkat tangan) pernah makan di warung sate H. Edi |
Subhanallah, iklannya berdampak juga ya, kapan nih pasang iklan di web
ini. Bisa-bisa presiden PKS nih yang akan berkunjung ke warung sate nih,
hehehe….(Ali Irfan)
*http://www.pkskabupatentegal.com/2012/10/hedi-kader-pks-yang-sukses-jadi-juragan.html
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !