19 January 2010

Filled Under: , ,

Membangun Organisasi Yang Islami


Hal yang sangat penting dan harus disadari bahwa sebuah organisasi yang baik dengan kepemimpinan yang baik, harus disertai dan ditanamkan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh setiap elemen organisasi baik atasan maupun bawahan. Begitu pula dengan manajemen yang islami. Tentu nilai-nilainya adalah islam. Karena islam adalah ajaran yang luhur dan menyeluruh, lengkap dalam semua sistem maupun subsistemnya. Nilai-nilai dalam manajemen yang islami adalah ; keikhlasan, kebersamaan dan pengorbanan.




Keikhlasan
Dalam manajemen konvensional (biasa) pada umumnya tidak memiliki nilai keihklasan dalam setiap elemennya. Padahal keikhlasan adalah hal yang sangat penting. Keikhlasan itu sendiri dalam konteks ini adalah mengerjakan semua kewajiban dengan hasil maksimal dan terbaik dengan disertai dengan niat yang bersih. Berapapun nilai penghasilan yang didapat dari organisasi itu, seorang yang ikhlas akan tetap melakukan kewajibannya dengan maksimal. Bahkan kebanyakan ada yang merasa bahwa sesungguhnya Ia tidak pantas diberikan penghargaan sebesar yang Ia dapat saat itu karena merasa pekerjaannya masih belum maksimal, Ia
merasa nilai yang Ia dapat terlalu tinggi. Ia akan terus belajar menjadi lebih baik untuk organisasinya. Pada umumnya sifat seperti ini ada dalam orgaisasi dakwah, pendidikan dan sosial. Bahkan terkadang mereka menganggap bahwa pekerjaannya adalah sebuah dakwah dan jihad baginya. Sering juga terdengar ungkapan "untuk apa mengambil recehan yang sedikit jika ada yang lebih besar dari Allah".

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi." (QS Fathir {35}:29)

"Sesungguhnya Allah sangat menyukai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)." (HR. Thabrani).

Berbeda dengan manajemen yang konvensional. Sesorang hanya akan mau bekerja sesuai dengan apa yang tertulis dalam "JOB DESCRIPTION" sesuai jabatannya dan sesuai bayaran yang didapat. Tidak peduli bagaimana hasil pekerjaannya. Lain dengan seorang yang ikhlas akan berusaha terus memperbaiki dan mengevaluasi hasi kerjanya, menuju hasil yang terbaik.

Kebersamaan
Organisasi adalah teamwork "kerja sama" antar setiap individu di dalamnya. Organisasi dapat kita analogikan sebagai sekumpulan lidi yang diikat menjadi sapu lidi, akan kuat dan tidak terpatahkan saat bersama dan akan mudah dipatahkan saat sendiri. Kebesamaan dalam organisasi adalah hal yang sangat penting yang jika tidak ada akan sangat merepotkan pimpinan organisasi. Meskipun berhimpun tetapi dalam organisasi tidak ada nilai kebersamaan, maka sebenarnya sama saja dengan sendiri-sendiri. Sama seperti yang ditulis di atas. Pegawai hanya akan bekerja sesuai dengan bayaran dan "JOB DESCRIPTION" saja tanpa peduli dengan rekannya. Dalam organisasi yang islami satu sama lain akan saling peduli dan saling membantu meringankan beban rekannya, yang pada hakikatnya adalah saudaranya.

Barangsiapa meringankan beban kehidupan duniawi bagi saudaranya, niscaya ALAAH akan meringankan beban kehidupannya di akherat kelak (HR Muslim)

Pengorbanan
Dalam organisasi perlu ada pengorbanan dari setiap individu yang ada di dalamnya dalam mencapai suatu tujuan. Setiap elemen organisasi harus mau berkorban untuk tujuan bersama organisasi. Misalkan dalam rangka mencapai suatu target penjualan sebesar 1 milyar. Seorang pimpinan harus memperhatikan kondisi para bawahannya dalam mencapai target tersebut dan terus memotivasinya. Seorang pimpinan juga harus terus berpikir dan bekerja keras untuk mencapai target itu juga. Di saat target tercapai sebaiknya memberikan reward kepada bawahan. Sebaliknya jika target tidak tercapai maka sebaiknya tidak menyerah dan memotivasi bawahannya untuk menjadi lebih baik di kemudian hari. Seorang pimpinan dalam organisasi harus mau berkorban untuk organisasi, bukan malah memanfaatkan organisasi untuk dirinya.


disarikan dan ditambahkan dari buku "Manajemen Syariah dalam Praktik" oleh Prof. DR. Didin Hafidhudin, M.Sc, terbitan Gema Insani Press

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !