Niatkan semua amal perbuatan dan apapun kebaikan yang anda lakukan semata-mata karena Allah. Semuanya di jalan Allah (fi sabilillah). Jangan pernah mengharap terima kasih dan pujian dari orang lain !. Jangan sampai merasa gundah, sedih dan tidak merasa dihargai karena kebaikan yang kita lakukan tidak dihargai, bahkan malah mendapat perbuatan kasar yang tidak menyenangkan. Saat senyum manis yang indah mengembang dan tulus ikhlas dari bibir anda dibalas dengan muka masam. Saat salam dan sapa anda tidak dijawab dan dibalas dengan cibiran. Apapun dan bagaimanapun, seharusnya yang anda cari hanyalah pahala dan kebaikan dari Allah semata, bukan kepada makhluk. Semua semata-mata mencari keridhaan Allah.
"Mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya" (QS. Al-Fath:29)
"Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku" (QS. Shâd:86)
"Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya" (QS. Al-Lail:19)
"Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (uccapan) terima kasih" (QS. Al-Insân:9)
Di Indonesia kita biasanya mendangar kata pepatah "gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belangnya". Jika kita renungkan kata pepatah tadi, dapat berarti bahwa kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain apa lagi dengan ikhlas karena Allah, akan tetap ada dan dikenang orang lain dan begitu juga dengan kejahatan yang kita lakukan kepada orang lain". Dalam surat (favorit saya) Az-Zalzalah ayat 7-8 Allah berfirman ""Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(7) Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(8).". Jadi janganlah sedih apalagi marah saat kebaikan anda diabaikan. Karena sebesar apapun kebaikan anda akan ada balasannya dari Allah.
Ada sebuah kisah yang sangat menarik bagi saya, mungkin anda sudah pernah membaca atau mendengarnya. Sangat berkaitan dengan tulisan ini. Tentang Rasulullah yang memberikan makan kepada orang buta yang sangat membencinya. Pada masa setelah futuh makkah, menjelang akhir hayatnya, Rasulullah mendengar ada seorang buta di Madinah yang tak suka pada beliau. Orang itu tidak suka saja, pokoknya benci pada pribadi Rasulullah. Ketika mendengar hal itu Rasulullah pun mendatangi orang tersebut sendirian tanpa seorang sahabat pun yang tahu. Beliau ingin tahu kenapa orang buta itu membencinya. Setelah mengetahui penyebabnya, Rasulullah memindahkan orang buta itu ke luar Madinah dan membangunkannya tempat tinggal serta memberikannya makanan setiap hari. Rasulullah bolak-balik mengantar makanan untuk orang tersebut sampai tibalah menjelang akhir hayatnya. Karena hari itu Rasulullah sudah tak kuat lagi mengantar makanan, dipanggilnya Sayidina Abu Bakar. Dipesannya agar Sayidina Abu Bakar mengantar makanan dan minuman untuk seseorang yang buta di luar kota Madinah tanpa menjelaskan mengapa orang itu diantar Rasulullah ke sana. Kemudian Rasulullah wafat. Setelah pemakaman, Sayidina Abu Bakar bergegas menuju tempat yang ditunjuk sambil membawa makanan. Begitu sampai, beliau pun memberikan makanan tersebut. Orang buta itu merasa ini bukan orang yang sehari-hari mengantar makanannya. Dia pun bertanya:
OB: Siapa engkau? Engkau bukan orang yang setiap hari mengantar makanan padaku!
SAB: Aku Abu Bakar. Orang yang biasa mengantar makananmu telah wafat.
OB: Ah....benarkah? Sungguh sedih kehilangan dia...Bahkan aku belum sempat menanyakan namanya...Siapa dia?
SAB: Dialah Muhammad, Rasulullah
Begitu mendengar itu, orang buta itu pun amat kaget, lalu pingsan. Kemudian, karena tak kuat menahan penyesalan yang mendalam, akhirnya dia meninggal di tempat itu.
Kisah ini diceritakan oleh Sayidina Abu Bakar. Banyak sahabat yang tak tahu jika Sayidina Abu Bakar r.a tak menceritakan ketinggian akhlak Rasulullah ini.
Jadi janganlah ragu untuk berbuat baik hanya karena kebaikan anda diabaikan orang lain. Berbuat baiklah hanya untuk mengharap keridhaan Allah. Karena Dia-lah yang Maha Tinggi, Maha Pemberi dan Yang membalas setiap amal perbuatan. Allah akan selalu melihat dan mengetahui kebaikan yang anda lakukan. Anda tidak perlu pujian orang lain untuk berbuat baik dan janganlah mengharapkan pujian dari orang lain.
Saat matahari terbit 20/01/10 05.36
setuju...
ReplyDeletebenar sekali Arya, walaupun sulit melaksanakannya.
ReplyDeletetapi, kita harus tetap berusaha bahwa yang kita lakukan untuk mencari ridha-Nya.
Kalo saya pasti sedih kalo semua kebaikan dan perhatian dari saya gak di hargai...apa lagi buat org terkasih n tersayang...
ReplyDeleteSulit bagi saya untuk menerapkan seperti yang di atas/artikelnya
Betul sekali Sobat Arya, tapi saya pasti masih merasa sedih
ReplyDeleteSubhanallah...
ReplyDeleteTerimakasih Buat Postingannya..
Sungguh hati merasa lapang Jikalau Berbuat Baik Ikhlas Hanya Megharap RidhoNYa.