Kisah cicak melawan buaya adalah kisah yang paling heboh saat ini dan lumayanlah untuk jadi dongeng tidur anak kita. Kisah dimulai saat Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji kesal saat tahu telepon genggamnya disadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah menyidik kasus Bank Century.
Polri sepertinya kurang senang dan kemudian menyerang balik dengan menyatakan dua pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto diduga telah menerima uang dari Direktur PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo. Tidak beberapa lama kemudian polisi menetapkan Chandra dan Bibit sebagai tersangka. Setelah itu Chandra dan Bibit diberhentikan sementara oleh Presiden sebagai pimpinan KPK.
KPK pun tidak tinggal diam dan langsung memberikan perlawanan. Salah satunya dengan mengajukan uji materi di Mahkamah Konstitusi dan berhasil dikabulkan sebagian oleh majelis hakim.
Namun, kejutan datang saat Bibit dan Chandra mendatangi Mabes Polri untuk wajib lapor sebagai tersangka. Polisi menahan keduanya. Selain pasal suap dan pemerasan, keduanya diduga telah menyalahgunakan wewenang dalam pencekalan pengusaha Anggoro dan Joko Tjandra. Bibit dan Chandra ditahan di rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. (deket rumah ni, hampir tiap hari dalam seminggu lalu ada live-nya).
Kasus ini bermula dari rekaman pembicaraan mantan Ketua KPK Antasari Azhar dan Anggoro di Singapura. Rekaman yang kemudian dituangkan ke dalam testimoni ini, menyeret Bibit dan Chandra atas tuduhan menerima uang miliaran rupiah. Nama Anggoro terseret setelah KPK mengembangkan kasus pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api. Bos PT Masaro ini dituding menggelapkan uang negara hingga Rp 13 milliar. (padahalkan uangnya dari pajak yang dibayar masyarakat)
Banyak pihak beranggapan dengan dijebloskannya Bibit dan Chandra ke penjara merupakan puncak perseteruan KPK-Polri (Cicak dan Buaya). Tanpa memberikan penjelasan rinci alasan ditahannya Bibit dan Chandra, Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri malah menantang pihak yang menuduh adanya rekayasa atau kriminalisasi KPK.
Unjuk rasa mendukung Bibit-Chandra dan institusi KPK terjadi di mana-mana. Di dunia maya, ratusan ribu orang memberikan dukungan kepada komisi tersebut. Sudah sangat banyak grup di facebook dan blogger yang mendukung KPK. Tapi saya rasa masalah ini, bersifat masive dan sistemik. Saya rasa masalah ada pada sistem kita yang tidak benar dan tidak bermoral. Tentunya tidak ada yang dibela dalam tulisan ini, mungkin keduanya saling terlibat.
Menanggapi keadaan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai berpikir untuk menentukan sikap. Secara mendadak SBY memanggil tokoh masyarakat, seperti Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah), Teten Masduki (Sekjen Transparansi Internasional Indonesia), dan Hikmahanto Juwana (Guru Besar Ilmu Hukum UI) ke Istana Negara. Hasilnya Presiden membentuk tim independen yang diketuai Adnan Buyung Nasution.
Akhir bulan lalu, Anggodo Widjojo, adik Anggoro, melaporkan KPK dengan tuduhan pencemaran nama baik. Sebelumya tidak banyak yang tahu kiprah pria ini. Namun setelah diperdengarkan rekaman telepon dalam sidang di MK, terungkap bahwa pengusaha asal Surabaya itu, memiliki jaringan yang luas di kalangan penegak hukum.
Dukungan masyarakat akhirnya berbuah manis. Bibit dan Chandra ditangguhkan penahanannya. Dengan senyum mengembang, keduanya kembali mengikuti sidang di MK setelah beberapa hari mendekam di bui Markas Brimob.
Acungan jempol dialamatkan kepada MK yang dianggap berani membuat terobosan hukum untuk membenahi peradilan di Indonesia. Tapi, pemerintah dan kepolisian kembali mempertanyakan relevansi pemutaran rekaman pembicaraan telepon di persidangan. Apa yang sebenarnya terjadi di balik perseteruan KPK versus Polri.
disarikan dari Liputan6.com
Cicak di dinding buaya bisa naik ngga didinding
ReplyDeletesetelah sekian lama kita dilanda keraguan akan transkrip yang beredar luas dimedia masa maupun masyarakat luas...
ReplyDeleteakhirnya keraguan kita terbayar dengan terungkapnya dan diperdengarkannya rekaman dari ponsel ANGGODO dan juga rekan2nya...
saya cukup puas dengan hasil rekaman KPK tersebut...
selain bisa mengobati keraguan saya atas munculnya transkrip rekamantersebut...
rekaman tersebut juga memunculkan nma2 yang sangat berpengaruh pada setiap lembaga yg mengurusi hukum dinegara kita...
bahkan setelah rekaman ini diperdengarkan umum...
RI 1 menyarankan agar nama2 yang termasuk dalam isi rekaman tersebut segera dinonaktifkan selama dalam proses penyidikan kasus ini...
bahkan tersangka Bibit dan Chandra pun segera ditangguhkan dari tahanan...
selang satu hari kemudian, nama2 yang ikut dalam kasus inipun mulai mengundurkan diri...
KABARESKRIM susno dan juga Wakil Jaksa AH Ritonga pun ikut mundur.
semoga saja kasus ini akan segera menemukan titik terang dan berhasil mengungkap siapa saja aktor2 yang benar dan salah...
semoga saja kasus ini bisa mempersatuykan bangsa kita agar menjadi bangsa yang lebih kokoh dan lebih jujur dalam menuntaskan para mafia2 hukum.
Iklan
ya gitu deh, soalnya masalah moral ini sudah sistemik dan masive jadi susah
ReplyDeleteMasalah ini Lina ngga mau banyak komentar yah, karena sejujurnya bingung banget, apalagi sekarang tambah banyak aja nama2 pemeran di drama realiti cicak vs buaya...
ReplyDeleteyang saya lihat mereka sangat kuat menyimpan rahasia seperti aktor bolywood kelas atas dan saya yakin cocok dapat piala citra atau mungkin academy award.
ReplyDeletedan lucunya juga ada yang saling rayu merayu
Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS Al-Israa : 81).... s e m o g a ..... salam ukhuwah islamiyah.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete