Bagi SAYA sebuah keputusan haruslah rasional, efektif dan mengikuti tahapan proses pengambilan keputusan/ruang lingkup pembuatan keputusan serta memperhatikan sisi-sisi yang mempunyai multiplier effect yang besar. Karena jika keputusan yang diambil salah, akan dapat menelurkan dan menambah berbagai masalah baru seperti konflik, kerusakan, keresahan, kerugian dan masalah-masalah lainnya.
Agar keputusan yang diambil tidak menimbulkan masalah baru, kita harus mempertimbangkan faktor care, share dan fair . Dengan mempertimbangkan faktor tadi kita dapat menekan/menghindari kemungkinan terjadinya masalah baru yang mungkin.
Keputusan untuk merenovasi gedung DPR yang menelan dana 40 miliar itu, bagi SAYA tidak tepat. Dalam hal ini SAYA berbicara dalam sisi masyarakat atau publik. Karena dari fakta yang ada keputusan ini ternyata proses pengambilannya terbalik. Bagaimana tidak ?, karena anggaran sudah ditetapkan dan disetujui nilainya (40 miliar) sebelum disetujui oleh fraksi-fraksi yang ada di DPR baru kemudian membahas rincian alokasi dan peruntukan penggunaan dananya.
Selain banyak terjadi penolakan dari fraksi-fraksi dan masyarakat, renovasi gedung DPR yang masih layak dan kokoh itu adalah hal yang tidak rasional, terkesan egois dan belumlah urgent atau mendesak serta menurunkan citra DPR yang memang sudah turun. Karena masih banyak masalah yang seharusnya menjadi prioritas utama (main priorities). Keputusan ini tampaknya juga tidak mempertimbangkan faktor care, share dan fair . Karena terkesan tidak peduli (care), tidak berbagi dan tidak adil (fair) bagi banyak kalangan masyarakat umum (khususnya bagi masyarakat miskin). Seharusnya memilih alternatif mana yang memiliki multiplier effect, sehingga dapat lebih efektif dan lebih berfaedah dalam segala aspek.
Mungkin sebaiknya keputusan renovasi itu dibatalkan dan dana 40 miliar itu dikembalikan kepada kas Negara. Bukankah lebih baik digunakan untuk pos-pos anggaran lain ? seperti pendidikan, penanggulangan bencana, program pemberdayaan masyarakat atau mungkin dibuat program renovasi rumah-rumah masyarakat miskin yang tidak layak huni.
Keputusan untuk merenovasi gedung DPR yang menelan dana 40 miliar itu, bagi SAYA tidak tepat. Dalam hal ini SAYA berbicara dalam sisi masyarakat atau publik. Karena dari fakta yang ada keputusan ini ternyata proses pengambilannya terbalik. Bagaimana tidak ?, karena anggaran sudah ditetapkan dan disetujui nilainya (40 miliar) sebelum disetujui oleh fraksi-fraksi yang ada di DPR baru kemudian membahas rincian alokasi dan peruntukan penggunaan dananya.
Selain banyak terjadi penolakan dari fraksi-fraksi dan masyarakat, renovasi gedung DPR yang masih layak dan kokoh itu adalah hal yang tidak rasional, terkesan egois dan belumlah urgent atau mendesak serta menurunkan citra DPR yang memang sudah turun. Karena masih banyak masalah yang seharusnya menjadi prioritas utama (main priorities). Keputusan ini tampaknya juga tidak mempertimbangkan faktor care, share dan fair . Karena terkesan tidak peduli (care), tidak berbagi dan tidak adil (fair) bagi banyak kalangan masyarakat umum (khususnya bagi masyarakat miskin). Seharusnya memilih alternatif mana yang memiliki multiplier effect, sehingga dapat lebih efektif dan lebih berfaedah dalam segala aspek.
Mungkin sebaiknya keputusan renovasi itu dibatalkan dan dana 40 miliar itu dikembalikan kepada kas Negara. Bukankah lebih baik digunakan untuk pos-pos anggaran lain ? seperti pendidikan, penanggulangan bencana, program pemberdayaan masyarakat atau mungkin dibuat program renovasi rumah-rumah masyarakat miskin yang tidak layak huni.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !