Kamis, pagi 5 rabi'ul awwal 1434H. yah hari ini saya dan om Dicky putuskan untuk melibas banjir Jakarta menuju kantor. Ini memang jadwal bersepeda ke kantor tambahan buat kami, karena biasanya hanya senin, rabu, jum'at dan sabtu saja. Jika ditanya kenapa sih harus "ngotot" gowes ke kantor ujan-ujan deres gini? ya itu juga yang sebenarnya mau saya tanya ke mereka yang ngotot juga pake kendaraan bermotor, "emang pade yakin lo bisa lewatin banjir di Jakarta?"
Buat para pekerja bersepeda, dan khususnya bagi saya, bersepeda itu adalah metode dahsyat menikmati dengan BAHAGIA kemacetan plus banjir di Jakarta. Gimana enggak? di saat para pengguna kendaraan bermotor terjebak macet dan banjir dengan sejuta emosi di kepala mereka, kami yang bersepeda sih santai-santai aja, malahan seakan mengembalikan kebahagiaan masa kecil sewaktu bermain hujan. Alhasil kita sih gowes sambil foto-foto hehe...
Bagi sebagian masyarakat, banjir yang melanda Jakarta kali ini dirasa lebih parah dari yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Begitu parahnya, sampai sebagian besar kawasan bisnis Jakarta lumpuh dan kabarnya mengalami kerugian hingga Rp.500Miliar/hari. Ditambah dengan derita warga yang terpaksa mengungsi akibat rumahnya terendam banjir. Menyedihkan memang, mengingat banjir di Jakarta bukanlah hal yang baru. Tentu kita berharap cuaca segera membaik dan banjir segera pergi dari Negeri ini. Mari kita berhenti saling menyalahkan dan mulai berbuat, bekerja sama. Karena keberhasilan penanggulangan bencana banjir di manapun, bukanlah hanya sebatas tanggungjawab satu atau dua pihak saja, melainkan semua pihak. Perlu ada sinergi antara semua pihak, baik pemerintah, maupun masyarakat.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !