12 November 2009

Filled Under:

Atasi Walang Sangit Dengan Pestisida Listrik

Wah, black in news - bad news nih. Lagi-lagi hama siap menyerang daerah pertanian di JATIM. Padahal Provinsi Jawa Timur adalah salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia. Bagaimana kalo sampai gagal panen ? apa lagi karena hama walang sangit.

Pada tahun 2007, produktivitas JATIM mencapai 54,47 kuintal per hektare. Luas lahan pertanian di JATIM 1,65 juta hektare.Maka dengan begitu JATIM juga berperan penting menjaga ketahanan pangan nasional, tentunya selain Karwang.

Hama yang menyerang di sana, kebanyakan adalah walang sangit. Anda tahukan ? serangga hitam, jelek dan bau itu (mending kalo baunya enak kayak Djarum Black Menthol atau bahkan beraroma capucino seperti Djarum Black Capucino.). Yang benar-benar black in news, hama ini telah menurunkan produktivitas petani hingga 30%.

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian RI selama rentang 2000-2007, penggunaan pestisida kimia meningkat hingga 80%. Kita semua tahu, penggunaan pestisida kimia jelas sangat berbahaya dan tak ramah lingkungan dan merusak ekosistem. Selain itu penggunaan pestisida kimia juga ikut menambah biaya yang harus dikeluarkan petani. Sehingga biaya produksi ikut bertambah dan tentunya berdampak pada menurunnya keuntungan petani.

Saat ini para petani sangat terbantu dengan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para mahasiswa kebanggaan kita, yang saya pikir mereka layak untuk mendapatkan Blackinnovationawards dan kampus mereka juga perlu ikut acara Blackinnovationawards goes to campus untuk memotivasi suburnya karya mereka. Mereka (mahasiswa) mengembangkan dan menawarkan solusi memberantas wabah hama walang sangit yang ektif dan efisien dengan metode electricide insecticide atau light trap.

Cara kerja light trap adalah dengan memanfaatkan karakter warang sangit dan hama sejenis yang sangat peka terhadap cahaya dan cenderung mengejar atau mendekati cahaya. Untuk itu biasanya masyarakat menggunakan lampu petromaks dan penampung yang berisi oli atau air untuk menjebak walang sangit. Lihat gambar di bawah ini.

Light trap menggunakan cahaya ungu dengan daya 5 sampai 10 watt. Dengan cahaya seperti itu dapat menarik walang sangit hingga radius 15 meter. Bisa juga dilengkapi dengan aliran listrik. Sehingga saat walang sangit menyentuh konduktor light trap akan menyebabkan lompatan listrik statis (electrostatic discharge). Cairan tubuh walang sangit akan menjadi penghantar listrik dan akan mengakibatkan kematian langsung. Tapi tentunya biaya pembuatan akan sedikit lebih mahal.

Membuat Light Trap Sederhana

Light Trap atau Perangkap cahaya sederhana dapat dibuat dari corong, galon bundar atau menggunakan kaleng dan lampu listrik. Kita dapat membeli corong besar atau membuat nya dengan dengan memotong bagian bawah dari sebuah galon atau wadah deterjen. Tempatkan corong di kaleng seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi dibawah, dan gantungkan lampu sedikit di atas corong. Serangga yang terbang ke bola lampu jatuh dari saluran dan terjebak dalam kaleng. Lubang corong harus cukup besar untuk membiarkan serangga jatuh dan masuk melaluinya dengan mudah, tetapi tidak terlalu besar untuk membiarkan serangga terbang keluar lagi. Boleh ditambahkan air atau oli, didalam wadah/kaleng yang digunakan agar serangga yang jatuh menjadi basah dan tidak bisa terbang keluar. Boleh juga ditambahkan beberapa potongan koran selebar 3cm di dalam wadah jebakan, untuk membuat seakan-akan serangga bersembunyi. Untuk sistem ini total biaya yang digunakan sekitar Rp.30.000,-.

Bisa juga untuk hasil yang lebih efektif kita gunakan lampu ultraviolet (sering juga dibilang black light). Karena seperti yang saya tulis diatas, lampu ultraviolet akan lebih menarik bagi serangga. Ibaratnya lampu bohlam itu mobil angkot dan lampu neon itu mobil Taxi (mungkin gitu kali).Dibuat dengan model konstruksi yang sama. Contohnya seperti dibawah ini.

Definisi :
Funnel=Corong
Round Gallon Can=Galon Bulat, kaleng
Light=Lampu
Black light/Ultra violet lamp=Lampu ultra violet
Killing Jar=Wadah pembunu, wadah yang digunakan untuk menampung serangga yang terjebak dan biasanya diisi dengan alkohol, oli, minyak atau air.


Saya sendiri menggunakan sistem yang di atas dengan bohlam, karena lebih murah. (ya, namanya juga coba-coba @$%#). Tapi cara yang pertama itu adalah cara yang paling banyak digunakan oleh Black Community petani, sejauh ini. Saya harap Indonesia swasembada beras dan dapat menjadi lumbung padi dunia. Karena pertanian adalah aset berharga kita dan merupakan sumber daya paling potensial kita. Dan dapat meningkatkan perekonomian kita secara makro.

shubuh 05:04 pagi

3 comments:

  1. Wow.. tuh alat kreatif juga yah.. salut deh buat Indonesia..

    ReplyDelete
  2. Salut, teknologi terapan yang membantu petani kita seperti ini memang sangat dibutuhkan!

    Ikut komentar balik di sini ya: Arya, Lina juga tertarik dengan investasi dinar, tetapi sekarang masih dalam tahap ngumpulin brosur2 perwakilan di Bogor. Lina tau investasi dinar dari Ustad Syafii Antonio...

    ReplyDelete
  3. wah keren idenya...kreatifff


    http://www.pes2010patchs.com/

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan bijak, tapi jangan spam !